Currently Reading: Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan
Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75! Kalian semua pasti merasakannya: tahun ini adalah tahun yang cukup aneh. Ngga hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Jadi, ngga heran kalau tahun ini aku pun merasa cukup aneh tentang hal-hal yang biasanya dirayakan atau dibuat meriah—termasuk 17 Agustus ini. Bukan hanya soal pandemi, tapi juga gerakan Black Lives Matter asal Amerika Serikat yang ikut menyulut popularitas Papuan Lives Matter di halaman belakang negeri kita sendiri.
Disamping itu, aku juga telah memperkaya pengetahuanku sedikit tentang bahan pangan tradisional Indonesia Timur, seperti sorgum dan sagu, yang kini kalah popularitas dengan nasi yang terkadang dikirimkan oleh pemerintah—padahal banyak daerah di nusantara yang kesulitan menumbuhkan padi. Singkat kata, sekarang aku semakin meragukan makna Bhinneka Tunggal Ika yang kerap kali dielu-elukan bangsa negeri ini—bahkan sampai sering tersenyum sinis mendengarnya. Apakah itu semua hanya ilusi?
Sejauh Mata Memandang scarf // hand-me-down top + pants // Xiji mask (freebie!) // Nappa Milano shoes // photos by Agung
Namun, di lain sisi, kita juga semakin erat didekatkan oleh rasa takut terhadap COVID-19, meskipun ironisnya dengan cara melindungi dan menjauhkan diri dari orang lain. Tapi kita semua sama: ingin bertahan hidup. Pandemi tidak pandang warna kulit, bulu dan kelamin—ia bisa menerkam siapa saja. Tidak hanya kesehatan kita, namun juga perekonomian dan kesejahteraan kita.
Di sinilah peran kita untuk saling mendukung dan melindungi sesama sangatlah penting—baik itu keluarga, teman maupun orang-orang yang bahkan tidak kita kenal secara pribadi. Dengan membeli produk dalam negeri, misalnya, terutama dari bisnis-bisnis kecil yang masih berusaha untuk tidak tenggelam.
Aku pribadi jadi suka sekali membeli makanan, pakaian—ehem, masker—atau buku dari produsen-produsen lokal. Beberapa contoh bisa kalian lihat di sini. Sudah terlalu banyak bisnis yang tutup, sudah terlalu banyak rakyat yang merugi, sudah terlalu banyak ketakutan yang dirasakan. Alangkah baiknya, jika kita saling menyokong satu sama lain. Merdeka!
Currently Reading: Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan
Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75! Kalian semua pasti merasakannya: tahun ini adalah tahun yang cukup aneh. Ngga hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Jadi, ngga heran kalau tahun ini aku pun merasa cukup aneh tentang hal-hal yang biasanya dirayakan atau dibuat meriah—termasuk 17 Agustus ini. Bukan hanya soal pandemi, tapi juga gerakan Black Lives Matter asal Amerika Serikat yang ikut menyulut popularitas Papuan Lives Matter di halaman belakang negeri kita sendiri.
Disamping itu, aku juga telah memperkaya pengetahuanku sedikit tentang bahan pangan tradisional Indonesia Timur, seperti sorgum dan sagu, yang kini kalah popularitas dengan nasi yang terkadang dikirimkan oleh pemerintah—padahal banyak daerah di nusantara yang kesulitan menumbuhkan padi. Singkat kata, sekarang aku semakin meragukan makna Bhinneka Tunggal Ika yang kerap kali dielu-elukan bangsa negeri ini—bahkan sampai sering tersenyum sinis mendengarnya. Apakah itu semua hanya ilusi?
Sejauh Mata Memandang scarf // hand-me-down top + pants // Xiji mask (freebie!) // Nappa Milano shoes // photos by Agung
Namun, di lain sisi, kita juga semakin erat didekatkan oleh rasa takut terhadap COVID-19, meskipun ironisnya dengan cara melindungi dan menjauhkan diri dari orang lain. Tapi kita semua sama: ingin bertahan hidup. Pandemi tidak pandang warna kulit, bulu dan kelamin—ia bisa menerkam siapa saja. Tidak hanya kesehatan kita, namun juga perekonomian dan kesejahteraan kita.
Di sinilah peran kita untuk saling mendukung dan melindungi sesama sangatlah penting—baik itu keluarga, teman maupun orang-orang yang bahkan tidak kita kenal secara pribadi. Dengan membeli produk dalam negeri, misalnya, terutama dari bisnis-bisnis kecil yang masih berusaha untuk tidak tenggelam.
Aku pribadi jadi suka sekali membeli makanan, pakaian—ehem, masker—atau buku dari produsen-produsen lokal. Beberapa contoh bisa kalian lihat di sini. Sudah terlalu banyak bisnis yang tutup, sudah terlalu banyak rakyat yang merugi, sudah terlalu banyak ketakutan yang dirasakan. Alangkah baiknya, jika kita saling menyokong satu sama lain. Merdeka!